Pembunuhan Massal, Invasi, Anti-Komunisme. Inilah Prabowo Subianto, Presiden Indonesia Selanjutnya, yang Terlibat dalam Banyak Kejahatan Semenjak menjadi Antek Jenderal Suharto

Dinda Mahadewi
2 min readFeb 17, 2024

--

Tulisan ini merupakan terjemahan dari utas di platform X

Ekstremis sayap kanan Prabowo Subianto telah mengklaim kemenangan pemilihan presiden Indonesia. Seorang mantan jenderal militer yang memimpin invasi genosida di Timor Timur, ia juga merupakan menantu dari seorang diktator, Suharto, yang melakukan genosida terhadap orang-orang komunis pada tahun 1965 (G30SPKI).

Tepat sebelum Prabowo Subianto masuk ke dalam militer Suharto, genosida 1965 yang bertujuan untuk menghentaskan paham komunisme dengan cara membunuh siapapun yang terkait dengan partai tersebut (PKI) sedang berlangsung. Beberapa perkiraan menyebutkan bahwa orang-orang yang terbunuh mencapai angka 3 juta.

Pemerkosaan dan penyiksaan digunakan secara sistematis oleh pasukan Suharto. Tidak terhitung banyaknya testimoni seperti yang satu ini menyampaikan kengerian tahun-tahun tersebut.

Keterlibatan CIA (Central Intelligence Agency) terdokumentasi dengan baik. Yang kurang dikenal adalah peran Jerman Barat, yang memainkan peran yang sama pentingnya dalam kerjasama dengan genosida oleh Suharto. Untuk menahan penyebaran paham komunisme, Jerman Barat mengirim bantuan finansial dan militer yang besar, menyediakan hal tersebut (penahanan penyebaran paham komunisme) dengan dukungan intelijen yang dibutuhkan.

Setelah genosida oleh Suharto terhadap orang-orang komunis, rezim tersebut melancarkan invasi dan pendudukan di Timor Timur dari 1975–1999. Prabowo Subianto merupakan kepala dari unit pasukan khusus yang menjalankan pendudukan. Sekitar 200.000 orang terbunuh oleh pasukan Indonesia, hampir seperempat dari populasi Timor Timur.

Selama periode ini, Prabowo Subianto menjadi bagian dari keluarga Suharto setelah menikahi anaknya, Titiek Suharto pada 1983. Walaupun mereka berpisah setelah rezim Suharto runtuh, dan Prabowo Subianto melarikan diri ke Jordan untuk menghindari tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

Bagaimana Prabowo Subianto berhasil maju terlepas dari jejak pelanggarannya? Jajak pendapat menunjukkan bahwa sebagian besar pendukungnya dari anak-anak muda yang tidak mengalami peristiwa genosida. Ia lalu mengganti citranya sebagai “opa gemoy” dengan tarian TikTok dan janji pemilu untuk membuat rumah dan rumah sakit baru.

--

--